Sebagian
besar keadaan topografi Taman Nasional Betung Kerihun berupa
perbukitan, dari bentangan Pegunungan Muller yang menghubungkan Gunung
Betung dan Gunung Kerihun, sekaligus sebagai pembatas antara wilayah
Indonesia dengan Serawak, Malaysia.
Dari
kaki-kaki pegunungan Muller tersebut, mengalir sungai-sungai kecil yang
membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS): Kapuas, Sibau, Mendalam, Bungan
dan Embaloh. Untuk menuju kawasan Taman Nasional Betung Kerihun harus
melalui sungai-sungai tersebut.
|
Taman
nasional ini memiliki delapan tipe ekosistem hutan seperti hutan
dataran rendah, sekunder tua, Dipterocarpus, sub-montana, dan montana;
dengan keanekaragaman tumbuhan bernilai tinggi sebanyak 1.216 jenis yang
terdiri dari 418 genus dan 110 famili (75% endemik Kalimantan).
Sebanyak 14 jenis merupakan “catatan baru” di Indonesia diantaranya Musa
lawitiensis, Neouvaria acuminatissima, Castanopsis inermis, Lithocarpus
philippinensis, Chisocheton cauliflorus, Syzygium spicata dan Shorea
peltata, serta 13 jenis palem merupakan “catatan baru” di Kalimantan
antara lain Pinanga bifidovariegata dan soka (Ixora sp.).
Terdapat kurang lebih 48 jenis mamalia termasuk 7 jenis primata diantaranya klasi (Presbytis rubicunda rubicunda), orangutan (Pongo satyrus), klampiau (Hylobates muelleri), kepuh (Presbytis frontata frontata), dan kokah (P. femoralis chrysomelas);
301 jenis burung yang terdiri dari 151 genus dan 36 famili, 15 jenis
burung migran, dan 24 jenis endemik Kalimantan; 51 jenis amfibia, 52
jenis reptilia, 170 jenis insekta dan 112 jenis ikan.
|
Satwa yang mendominasi dan paling sering terlihat adalah orangutan (Pongo satyrus), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), tangkasi (Tarsius bancanus borneanus), owa Kalimantan (Hylobates muelleri), klasi (Presbytis rubicunda rubicunda), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutra (Lutra sumatrana), dan kancil (Tragulus napu borneanus).
Diantara keluarga Bucerotidae yang terdapat di taman nasional ini, yang paling menonjol adalah burung julang emas (Aceros undulatus) dan enggang gading (Rhinoplax vigil) yang merupakan maskot satwa Propinsi Kalimantan Barat.
Taman Nasional Betung Kerihun diusulkan sebagai Cagar Lintas Batas dengan Lanjak Entimau Wildlife Reserve di Serawak.
|
Selain
memiliki keanekaragaman tumbuhan/satwa dan seolah tiada akhir; aliran
anak sungai yang sangat jernih berasal dari air terjun/riam di puncak
bukit; suara kicauan burung dan pekikan dari berbagai satwa, kesemuanya
dapat disaksikan dan dirasakan di dalam taman nasional.
Seperti
halnya penduduk asli pedalaman Kalimantan umumnya, masyarakat yang
berada di sekitar taman nasional ini sebagian besar berasal dari suku
Dayak. Terdiri dari kelompok suku Dayak Iban, Dayak Taman dan Dayak
Bukat. Salah satu kebiasaan yang cukup unik dari mereka adalah
menggunakan “Tato” pada kulit.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:Pegunungan Muller, Gunung Kerihun, dan Gunung Betung. Bentangan
pegunungan Muller yang merupakan batas negara dan Gunung
Betung/Kerihun, sangat cocok untuk kegiatan pendakian/panjat tebing.
Sungai Tekelan, Sibau, Mendalam, Embaloh, Kanyau. Menyelusuri sungai, memancing, pengamatan satwa/tumbuhan, dan wisata budaya. Riam Lapan, Riam Matahari. Arung jeram dengan tingkat kesulitan III s/d IV, dengan klimaksnya pada kelas V di Riam Matahari.. Sungai Sedik, Batang Pilung dan Sungai Jaan. Air terjun, pengamatan tumbuhan/satwa dan wisata budaya. Tanjung Lokang. Pada bagian Barat taman nasional terdapat tebing-tebing dan goa kapur untuk kegiatan wisata goa dan budaya.
Atraksi budaya di luar taman nasional:Kaburai.
Stasiun Pelatihan dan Penelitian Kehutanan yang terletak di Dusun
Kaburai. Tumbang Gagu. Melihat rumah panjang tradisional suku Dayak
(Betang).
Musim kunjungan terbaik: bulan September s/d Desember setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi :Cara
pencapaian lokasi: Pontianak – Putussibau dengan kendaraan roda empat
sekitar 18 jam atau dengan Pesawat kecil Cessna sekitar 2,5 jam.
Selanjutnya dari Putussibau menyelusuri S. Kapuas, S. Sibau dan S.
Mendalam selama ± 5 jam dengan semi longboat atau dari Putussibau
menyelusuri S. Kapuas dan S. Embaloh Hulu selama sekitar tiga jam dengan
speedboat, kemudian dilanjutkan dengan semi longboat menuju S. Embaloh
Hulu sekitar sembilan jam.
Rencana Pengelolaan Taman Nasional Betung Kerihun (dalam PDF FILE)
|
Kantor: Jl. Piere Tendean Komplek Kodim Putussibau 78711, Kalbar Telp./Fax. : (0567) 21935 E-mail: tnbk@ptk.centrin.net.id |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar