Sekelompok alumni Universitas Notre Dame, pergi bersama mengunjungi
dosen mereka. Semuanya telah memiliki karir yang mapan. Pembicaraan
segera beralih ke keluhan seputar hidup dan karir mereka.
Menawarkan
kopi pada tamunya, sang dosen pergi ke dapur dan kembali dengan kopi
satu teko penuh dan berbagai bentuk cangkir - porselin, plastik, gelas
dan beberapa cangkir bagus, mahal dan berkelas. Kemudian, meminta mereka
semua mengambil kopi sendiri.
Saat semua murid telah memegang
masing-masing cangkir di tangannya, sang dosen berkata: “Jika kalian
perhatikan, semua cangkir yang tampak bagus dan mahal diambil,
membiarkan cangkir lainnya yg jelek dan murahan. Jika selalu mengambil
yang terbaik normal bagi kalian, itulah summber masalah dan stress
kalian. Apa yang paling kalian inginkan adalah kopi, tetapi secara tak
sadar kalian memilih cangkir yang terbaik dan melirik ke cangkir orang
lain.”
“Sekarang, jika hidup adalah kopi, kemudian pekerjaan, uang
dan posisi di masyarakat adalah cangkirnya. Itu adalah alat untuk
memegang dan mengontrol hidup, namun kualitas hidup itu sendiri tidak
akan berubah,” ujar sang dosen.
“Kadang-kadang, dengan konsentrasi hanya pada cangkirnya, kita sering lupa menikmati kopi yang ada di dalamnya.”
Jumat, 20 Mei 2011
Jumat, 13 Mei 2011
Gratis sepanjang masa
Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan
selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan
tangannya dengan celemek. Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:
Untuk memotong rumput Rp. 5000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000
Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000
Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan:
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun sayang kamu nak” kata sang ibu.
Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS”
======
sahabat, seberapapun jasa yang tlah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu.Kasih ibu sepanjang masa. Dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi ? menukar dengan bilangan angka? atau menukar dengan rangkaian kata terima kasih sepanjang Sabang – Merauke ? Tidak sahabat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sahabatku, Berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau, dan doakanlah beliau….
Sahabat, kita beruntung masih diberi kesempatan untuk mencium tangannya, mencium pipinya, memijit kakinya, membuatkan minuman untuknya dan menunjukkan sayang kita kepadanya.Semoga kita dapat terus melayani beliau, di dunia ini, maupun di surga nanti. amin…
Sumber : Chicken soup for the soul
Untuk memotong rumput Rp. 5000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000
Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000
Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan:
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun sayang kamu nak” kata sang ibu.
Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS”
======
sahabat, seberapapun jasa yang tlah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu.Kasih ibu sepanjang masa. Dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi ? menukar dengan bilangan angka? atau menukar dengan rangkaian kata terima kasih sepanjang Sabang – Merauke ? Tidak sahabat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sahabatku, Berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau, dan doakanlah beliau….
Sahabat, kita beruntung masih diberi kesempatan untuk mencium tangannya, mencium pipinya, memijit kakinya, membuatkan minuman untuknya dan menunjukkan sayang kita kepadanya.Semoga kita dapat terus melayani beliau, di dunia ini, maupun di surga nanti. amin…
Sumber : Chicken soup for the soul
Langganan:
Postingan (Atom)