Halaman

Rabu, 10 November 2010

Taman Nasional Gunung Palung




Taman Nasional Gunung Palung merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki keaneka-ragaman hayati bernilai tinggi, dan berbagai tipe ekosistem antara lain hutan mangrove, hutan rawa, rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan pamah tropika, dan hutan pegunungan yang selalu ditutupi kabut.
Taman nasional ini merupakan satu-satunya kawasan hutan tropika Dipterocarpus yang terbaik dan terluas di Kalimantan.
Sekitar 65 persen kawasan, masih berupa hutan primer yang tidak terganggu aktivitas manusia dan memiliki banyak komunitas tumbuhan dan satwa liar.
Seperti daerah Kalimantan Barat lain, umumnya kawasan ini ditumbuhi oleh jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), damar (Agathis borneensis), pulai (Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), Bruguiera sp., Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik, dan tumbuhan obat.
Tumbuhan yang tergolong unik di taman nasional ini adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata), yang mudah dilihat di Sungai Matan terutama pada bulan Februari-April. Daya tarik anggrek hitam terlihat pada bentuk bunga yang bertanda dengan warna hijau dengan kombinasi bercak hitam pada bagian tengah bunga, dan lama mekar antara 5-6 hari.
Tercatat ada 190 jenis burung dan 35 jenis mamalia yang berperan sebagai pemencar biji tumbuhan di hutan. Semua keluarga burung dan kemungkinan besar dari seluruh jenis burung yang ada di Kalimantan, terdapat di dalam hutan taman nasional ini.



Satwa yang sering terlihat di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo satyrus), bajing tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina), klampiau (Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan (Gallus gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Tidak kalah menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis) yang sangat langka, dan sulit untuk dilihat.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Pantai Pulau Datok dan Bukit Lubang Tedong. Wisata bahari dan berenang
Gunung Palung (1.116 m. dpl) dan Gunung Panti (1.050 m. dpl). Pendakian, air terjun, pengamatan tumbuhan/satwa dan berkemah.
Cabang Panti. Pusat penelitian dengan fasilitas stasiun penelitian, wisma peneliti dan perpustakaan.
Kampung Baru. Pengamatan satwa bekantan.
Sungai Matan dan Sungai Simpang. Menyelusuri sungai, pengamatan satwa dan wisata budaya (situs purbakala).
Atraksi budaya di luar taman nasional:Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d September setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi :Dari Ketapang (plane) selama 1,5 jam, atau dengan kapal motor antara 6-7 jam, dilanjutkan ke Sukadana (kendaraan roda empat) sekitar dua jam. Dari Sukadana ke lokasi melalui Sungai Meliya dengan longboat (bandong) sekitar empat jam. Pontianak – Teluk Batang (speed boat) empat jam dan dilanjutkan ke Teluk Melano (kendaraan roda dua) sekitar satu jam. Pontianak – Teluk Melano (speed boat) antara 9-10 jam.
Kantor : Jl. Gajah Mada Desa Kalinilam Ketapang
Kalimantan Barat

Cagar Alam Gunung Nyiut

Luas:124.500 Ha
Letak:Kabupaten Bengkayang
Penunjukan kawasan:Tahun 1988
Kawasan Cagar Alam Gunung Nyiut memiliki ekosistem hutan hujan tropis pegunungan, dengan kondisi topografi sedang hingga curam dengan puncak tertinggi (Gn. Nyiut) 1701 m dpl. Kondisi hutan masih memperlihatkan ciri dari hutan tropika basah yang kaya akan flora dan fauna. Berbagai jenis anggrek alam dan terdapatnya salah satu jenis flora langka (Rafflesia sp) menunjukkan kekayaan sumber daya alam kawasan tersebut.
Masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan umumnya dari suku Dayak, yang hidup sebagai peladang dan pemburu serta pengumpul hasil hutan.
Selain sebagai kawasan perlindungan flora dan fauna, kawasan Cagar Alam Gunung Nyiut juga sangat berpotensi sebagai lokasi penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini sering dilakukan oleh para Pelajar, Mahasiswa dan para peneliti baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Penelitian yang dilakukan umumnya mengenai keanekaragaman hayati yang terdapat di dalam kawasan serta kehidupan masyarakat sekitar kawasan.
ASSESIBILITAS
NO.RUTE PERJALANANKENDARAANWAKTU
(JAM)
1Pontianak – Sanggau Ledo
Sanggau Ledo – Dawar
Dawar – Kawasan
Bus
Kendaraan umum
Jalan kaki
4
2
5
2Pontianak – Ngabang
Ngabang – Serimbu
Serimbu – Kawasan
Bus
Kendaraan umum
Motor air
4
3
2