Halaman

Sabtu, 17 Juli 2010

Taman Nasional Bukit Raya Bukit Baka


Kawasan hutan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya didominir oleh puncak-puncak pegunungan Schwaner. Keberadaan pegunungan tersebut merupakan perwakilan dari tipe ekosistem hutan hujan tropika pegunungan dengan kelembaban relatif tinggi (86%).
Tercatat 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, dan Ericadeae. Selain terdapat tumbuhan untuk obat-obatan, kerajinan tangan, perkakas/bangunan, konsumsi, dan berbagai jenis anggrek hutan. Terdapat bunga raflesia (Rafllesia sp.) yang merupakan bunga parasit terbesar dan juga tumbuh di Gunung Kinibalu Malaysia.
Tumbuhan endemik antara lain Symplocos rayae, Gluta sabahana, Dillenia beccariana, Lithocarpus coopertus, Selaginnella magnifica, dan Tetracera glaberrima.
Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara lain macan dahan (Neofelis nebulosa), orangutan (Pongo satyrus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutung merah (Presbytis rubicunda rubicunda), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), bajing terbang (Petaurista elegans banksi), dan musang belang (Visvessa tangalunga).
Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros rhinoceros borneoensis), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), delimukan zamrud (Chalcophaps indica), uncal kouran (Macropygia ruficeps), kuau raja (Argusianus argus grayi), dan kuau kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri).

Kuau kerdil merupakan satwa endemik pulau Kalimantan yang paling terancam punah akibat kegiatan manusia di dalam hutan.Masyarakat asli yang berada di sekitar taman nasional merupakan keturunan dari kelompok suku Dayak Limbai, Ransa, Kenyilu, Ot Danum, Malahui, Kahoi dan Kahayan. Karya-karya budaya mereka yang dapat dilihat adalah patung-patung kayu leluhur yang terbuat dari kayu belian, kerajinan rotan/bambu/pandan dan upacara adat.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:Bukit Baka. Pendakian, menyelusuri sungai dan pengamatan satwa/tumbuhan. Bukit ini mempunyai ketinggian 1.620 meter dpl, dan sering ditutupi kabut dengan suhu udara antara 15° – 20°C. Puncak Bukit Baka dapat ditempuh sekitar tujuh jam perjalanan dari Dusun Nanga Juoi Kecamatan Manukung.
Bukit Raya. Pendakian, menyelusuri sungai dan pengamatan satwa/tumbuhan, wisata budaya. Ketinggian Bukit Raya sekitar 2.278 meter dpl, suhu udara antara 7° – 10°C. Lama pendakian dari Nanga Jelun-dung, dusun Rumokoy, Mihipit, Hulu Labang, Birang Merabai sampai ke puncak bukit sekitar 3-4 hari.
Sungai Senamang, Sepan Apui dan Sungai Ella. Arung jeram, sumber air panas, padang pengembalaan rusa, pengamatan satwa dan air terjun.
Atraksi budaya di luar taman nasional:Kaburai. Stasiun Pelatihan dan Penelitian Kehutanan yang terletak di Dusun Kaburai. Tumbang Gagu. Melihat rumah panjang tradisional suku Dayak (Betang).
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d September setiap tahunnya
Cara pencapaian lokasi :Cara pencapaian lokasi: Pontianak-Sintang-Nanga Pinoh (mobil), 460 km selama sembilan jam dan dilanjutkan ke Nanga Nuak dengan speedboat selama 2,5 jam. Dari Nanga Nuak ke lokasi taman nasional selama dua jam dengan mobil. Atau dari Palangkaraya-Kasongan menggunakan mobil selama 1,5 jam, dilanjutkan menggunakan speedboat selama tiga jam menuju Tumbang Samba, dan ke Tumbang Hiran selama tiga jam dan ke Tumbang Senamang dan Kutuk Sepanggi selama dua dan empat jam.

Kantor: Jl. Dr. Wahidin No. 75
Sintang 78611, KalBar
Telp./Fax. (0565) 23521
E-mail: tnbbbr@plasa.com

Dinyatakan —
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 281/Kpts-II/1992
luas 181.090 hektar
Ditetapkan —
Letak Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan
Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur

Kamis, 08 Juli 2010

Taman Wisata Alam Baning

Luas:215 Ha
Letak:Kabupaten Sintang
Penunjukan kawasan:Tahun 1990
Hutan Wisata Baning yang pengembangannya dicanangkan sebagai Taman Wisata Alam, merupakan kawasan hutan rawa gambut yang memiliki topografi datar. Hal yang menarik dari keberadaan kawasan Baning adalah letaknya yang berada di pusat Kota Sintang, sehingga dapat dengan mudah dicapai oleh pengunjung serta dapat berfungsi sebagai paru-paru kota.
Keunikan ekosistem kawasan, karena merupakan hutan rawa gambut yang tergenang sepanjang tahun sehingga diperkirakan terdapat beberapa jenis tumbuhan endemik.
ASSESIBILITAS
NO.RUTE PERJALANANKENDARAANWAKTU
(JAM)
1
2
Pontianak – Sintang
Sintang – Kawasan
Bus
Kendaraan umum
7
0,5
POTENSI WISATA
Hutan Wisata Baning hanya menampilkan keberadaan hutannya sebagai obyek. Jalur wisata yang dibuat di bawah keteduhan tajuk pohon, serta ekosistem hutannya yang unik berupa hutan rawa gambut merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
PENGEMBANGAN KAWASAN
Pembangunan dan pengembangan kawasan Hutan Wisata Baning dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Tingkat II Sintang. Dengan keunikan sumber daya alamnya, kawasan ini tidak hanya berpotensi sebagai kawasan wisata tetapi juga sebagai tempat penelitian, khususnya bagi mahasiswa dan pelajar setempat.